Connect with us

Teknologi

30.000 Pohon Indigofera Ditanam PLN Di Tasikmalaya Untuk Kembangkan Biomassa

Published

on

Daun Pohon Indigofera digunakan untuk pakan ternak [antara]

Tasikmalaya,Bindo.id – PLN lewat PLN Energi Primer Indonesia (EPI) telah meresmikan program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu

Program tersebut berada di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (26/9/2024). 

Pengembangan ini dilakukan usai suksesnya pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan yang diterapkan di Gunung Kidul dan Cilacap.

Sebelumnya di Tasikmalaya sudah ditanam 30.000 pohon indigofera pada lahan 30 hektar. 

“Sekarang kami scale up (tingkatkan) menjadi 100.000 pohon di 100 hektar lahan,” ujar Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, setelah peresmian program biomassa, Kamis siang. 

Kata Iwan, inisiatif ini sebagai bagian dari upaya PLN untuk meminimalisir emisi karbon serta mempercepat transisi energi lewat pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar co-firing PLTU. Selain itu, program ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Program ini menjadi salah satu upaya PLN untuk mendorong pemberdayaan masyarakat lokal lewat pengelolaan lahan kritis dengan melakukan penanaman tanaman energi multifungsi, seperti Indigofera.

“Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar biomassa sekaligus pakan ternak,” tutur Iwan.

Dirinya menyebutkan daun tanaman indigoferamemberikan kontribusi atau protein tinggi bagi hewan ternak.

Daun tanaman ini juga dapat mempercepat proses pertumbuhan ternak. Penanaman tanaman indigofera dapat menggunakan sistem tumpang sari. Di daerah Bojongkapol, tanaman ini ditumpangsari bersama tanaman cabai.

“Selain menanam pohon energi indigofera, kita juga memberikan 205 kambing sebagai modal awal bagi warga yang sekarang sudah bisa memberi makan ternak dengan daun indigofera,” tuturnya.

Wakil Menteri Kementerian Pertanian Sudaryono menyebutkan program ini telah diinisiasi pada tahun lalu.

Kementerian Pertanian dengan PLN sudah melakukan edukasi petani di manapun, termasuk yang ada di daerah pelosok untuk memakai lahan tak produktif atau lahan yang sulit ditanami.

Baca Juga  PLN Belajar Dari Jepang Untuk Mengembangkan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

“Kalau ada lahan nganggur silakan ditanami, padi, jagung. Tapi lahan kritis di gunung, pelosok dengan tanah tandus, kita bisa bermitra dengan PLN. Kita tanam indigogfera dan kaliandra,” ujar Sudaryono.

Menurutnya, terdapat banyak manfaat dengan melakukan penanaman tanaman ini. Salah satunya yakni lahan akan menjadi subur. 

Daun tanaman ini mempunyai kandungan gizi tinggi untuk ternak. Ternak yang mulanya memiliki bobot 18 kg, dengan waktu 3 bulan diberi indigofera dapat naik hingga 40 kg.

“Signifikan naiknya dengan daun ini,” tuturnya.

Pada batang pohon ini juga memiliki kandungan karbon tinggi. Tanaman kaliandra dan indigofera mempunyai nilai karbon offset yang tinggi.

“Menanamnya gampang, ini tanaman hutam, perawatan mudah,” tutur Sudaryono.

Co Firing PLTU

Dia menuturkan daunnya bagus bagi perkembangan ternak. Pada batang pohon juga dapat dijual ke PLN untuk pengganti sebagian (co-firing) batu bara di PLTU.

“Semua batang bisa dijual, yang bengkok pun bisa. Semua sama, dihitungnya berat,” ujar Sudaryono.

Warga penjual batang indigofera nantinya tidak perlu susah-susah untuk mengantarkan batang tanaman ke PLN. Sebab PLN yang akan mendatangi penjual.

Hadirnya energi terbarukan ini, kata Sudaryono dapat membuat masa depan Indonesia cerah.

“Kita ada point di sekitar lahan. Harga jual tidak (diitung) di PLTU, tapi harga di lokasi dia ngambil. Masalah di dunia yang paling krusial adalah urusan makanan dan energi,” tandasnya.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion