Teknologi
Kompetisi WYIE 2024, Mahasiswa Teknik Kimia Undip Raih Medali Emas
Jakarta, Bindo.id – Tim mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) telah berhasil memperoleh medali emas di ajang lomba World Young Inventors Exhibition (WYIE).
Di kompetisi internasional itu, mereka menang di kategori environment dan menjadi Best Young Inventor Tertiary Level.
Lomba WYIE digelar oleh Malaysian Invention and Design Society (MINDS) pada 16 – 18 Mei 2024.
WYIE menjadi kompetisi penemuan untuk mendorong semangat kreativitas serta daya cipta pada kalangan penemu muda.
Tim asal Undip ini disebut dengan tim U-Brane. Tim mereka terdiri dari Diovan Fitra Pamuji, Mutiara Tabitha Kamal, David Jonathan Gleneagles, Putri Rizka Kamila, Tian, Shilfa Sabrilla, serta Ario Satria Nugroho. Semua anggota tim ini berasal dari mahasiswa teknik kimia Universitas Diponegoro angkatan 2021.
Peserta sebanyak 700 Tim dari 15 Negara
Di lomba WYIE 2024 ini, totalnya ada 700 tim yang berasal dari 15 negara. Negara yang ikut kompetisi ini yakni China, Saudi Arabia, Malaysia, Oman, Thailand, Hongkong, Indonesia, Taiwan, Korea, Australia, Qatar, Vietnam, UAE, United States, dan Kanada.
Mereka telah berhasil mengalahkan sebagian besar tim yang tergabung, sampai akhirnya menggelar pameran inovasi di Malaysia.
Inovasi U-Brane Jadi Alternatif Industri
Tim U-Brane masuk di kategori tertiary dengan mengusung sub-tema environment. Tim menciptakan inovasi yakni teknologi filtrasi untuk menyaring limbah.
“Tujuan inovasi ini dibuat karena ini bisa jadi salah satu alternatif di industri,” ujar Mutiara, salah satu anggota tim U-Brane Undip, Kamis (30/5/2024).
Dirinya menyebutkan timnya memakai teknologi membran berjenis ultrafiltrasi. Dasar pembuatan inovasi ini yakni polyethersulfone. Ada juga material lain yakni metaorganics frame serta kolagen ini sebagai aditif.
Dengan memakai teknologi ini, tim U-Brane bisa mengubah air limbah jadi air yang lebih bersih sehingga tak menjadikan lingkungan terkontaminasi.
Proses serta Tantangan Tim U-Brane
Mutiara menerangkan inovasi yang diciptakan oleh U-Brane membutuhkan waktu sampai 1 tahun lamanya. Mereka juga sudah mengadakan riset selama 6 bulan, kemudian baru membuat membran selama 6 bulan.
“Waktu pembuatan membran cukup lama karena kita harus juga melihat morfologi membran dan morfologi permukaan,” tuturnya.
Beberapa tantangan juga mereka hadapi selama proses pengerjaan teknologi membran ini supaya bisa menghasilkan inovasi yang optimal.
“Di dalam laboratorium, air yang difilter sudah bersih, namun harus dioptimalkan kembali. Kami juga perlu memperhatikan warnanya melalui parameter yang terkandung di dalamnya supaya sesuai dengan baku mutu Indonesia,” papar Mutiara.
Kata Mutiara, air harus berada di bawah standar agar aman untuk dikeluarkan ke lingkungan atau jadi limbah yang aman serta tak berpengaruh pada ekosistem perairan.
Tidak hanya menciptakan satu membran, Mutiara beserta timnya juga membuat sejumlah membran untuk diuji serta dilakukan observasi lebih lanjut.
Tim juga perlu memperhatikan kualitas membran. Membran yang masih mudah robek atau yang lain-lain akan menjadi tantangan tim untuk dapat diselesaikan.
Pada akhirnya, tim U-Brane berhasil menciptakan inovasi dengan teknologi membran ini sampai berhasil membawanya ke kompetisi. Ke depannya, dirinya memiliki keinginan inovasi ini dapat berlanjut lebih besar ke skala industri.
“Harapannya, U-Brane bisa dikembangkan lebih lanjut ke dalam skala industri dan bisa membangun Indonesia kedepannya lebih baik,” ujar Mutiara.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion