Peristiwa
Lubang Sinkhole Terjadi Di Sawah Tegallalang Bali, Akses Jalan Tertutup
Gianyar, Bindo.id – Sawah Tegallalang kini disorot sebab ada lubang raksasa (sinkhole) menganga yang muncul di sana.
Sawah Tegallalang ini sudah terkenal di kalangan wisatawan.
Pemerintah Kabupaten Gianyar sedang melakukan penyelidikan tentang penyebab munculnya sinkhole atau lubang raksasa tersebut.
Sinkhole tersebut muncul di Banjar Cebok, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali.
Diameter lubang sekitar 30 meter dengan kedalaman 70 meter.
Akibat kejadian ini, akses jalan wisata Tegallalang – Tampaksiring putus mulai hari Senin (11/9/2023) jam 23.00 Wita.
Selain digunakan sebagai akses bagi wisatawan, jalan itu juga dipakai warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari, diantaranya pergi ke sekolah maupun ke sawah.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar Ida Bagus Suamba menuturkan pihaknya beserta Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (Dinas PUPR) Gianyar telah datang ke lokasi kejadian jalan ambles tersebut.
Berdasarkan hasil keterangan warga setempat, jalan itu mulai jebol pada bulan Desember 2021. Kejadian ini diakibatkan cuaca ekstrem.
“Ini masih diinvestigasi oleh pihak PUPR, dalam kajian yang sudah dilakukan,” tutur Suamba, Kamis (14/9/2023).
Perbaikan kondisi jalan dengan cara membuat jembatan diperkirakan menelan dana sebanyak Rp 40 miliar.
Warga sementara ini lewat jalan setapak yang ada di samping sinkhole apabila ingin lewat di area tersebut.
Pengguna jalan tersebut juga harus berhati-hati sebab hanya dapat dilewati dengan berjalan kaki.
Suamba menutuekan di bawah jalan yang jebol tersebut terdapat saluran air kecil.
Hal inilah yang diduga dapat mengikis tanah secara perlahan mulai tiga tahun lalu dan puncak kejadiann pada Senin malam (11/9/2023).
Suamba menegaskan penyebab pasti munculnya sinkhole tersebut masih dalam penyelidikan.
Kepala Dusun Banjar Cebok I Kadek Juniantara (36) sebelumnya mengaku telah berulang kali melakukan upaya agar dapat melakukan antisipasi amblesnya jalan dengan melakukan pemasangan portal supaya kendaraan besar tidak lewat di area tersebut.
Akan tetapi, banyak yang memaksakan untuk melewatinya sebab di area itu merupakan jalan pintas.
“Sekarang mobilitas penduduk, putar lewat Banjar Tangkup, kira-kira tujuh kilometer untuk ke kantor desa dari Banjar Cebok dan akses sekolah juga sama,” ujar Juniantara.
Juniantara menyebutkan bahwa sebagian besar anak Banjar Cebok bersekolah di Kedisan. Mereka sekolah di sana dari tingkat Paud, TK, SD, sampai SMP.
Kadus Kedisan Kelod I Komang Mahardika berharap supaya ke depannya pemerintah dapat melakukan realisasi pembukaan badan jalan baru.
Dirinya mengaku telah mengadakan pendekatan kepada 13 petani yang berada di kawasan tersebut.
Mereka menyetujui jika lahannya digunakan menjadi jalan.
Menurutnya jika area tersebut dipasang jembatan, biayanya pasti akan besar.
“masyarakat sudah setuju, tinggal dari pemerintah saja sekarang pelaksanaan bagaimana,” tuturnya, dilansir dari detikcom.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion