Connect with us

Peristiwa

Hujan Hanya Guyur 1 Rumah di Tasikmalaya, BMKG Berikan Penjelasan Fenomena Tersebut

Published

on

Lokasi hujan yang mengguyur hanya 1 rumah saja di Tasikmalaya [inews]
Lokasi hujan yang mengguyur hanya 1 rumah saja di Tasikmalaya [inews]

Bandung, Bindo.id – BMKG memberi penjelasan tentang hujan deras hanya mengguyur 1 rumah saja.

Kejadian ini terjadi di Kampung Margalaksana, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

BMKG menuturkan kondisi tersebut merupakan fenomena hujan lokal.

Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rayahu menuturkan fenomena hujan dengan skala sangat lokal bisa terjadi pada musim kemarau.

Fenomena hujan jenis ini terjadi disebabkan oleh awan single cell yang terbentuk pada suatu area atau wilayah.

“Awan hujan biasanya bergerak di atas sebuah wilayah dan melepaskan kelembaban saat mereka pergi dalam bentuk hujan,” tuturnya, Minggu (6/8/2023).

Bangunan serta struktur lainnya bisa memblokir kejadian hujan.

Oleh sebab itu, hal itu dapat mengakibatkan hujan jatuh hanya di satu sisi jalan.

“Selain itu, sudut matahari juga dapat mempengaruhi fenomena ini, menyebabkan kelembaban menguap dari satu sisi sebelum memiliki kesempatan untuk jatuh sebagai curah hujan,” ujarnya.

Hal ini mengakibatkan satu sisi bisa dilihat kering sementara sedangkan sisi yang lainnya terlihat basah.

Fenomena ini bisa terjadi pada musim kemarau, Teguh Rahayu menyebutkan bahwa cahaya matahari dapat memainkan peran di skenario ini dengan cara menguap kelembaban yang ada di satu sisi jalan.

Sehingga, hujan tak terjadi di sisi tersebut. Sedangkan sisi lain yang tak dipengaruhi oleh cahaya matahari akam terjadi curah hujan.

“Kecepatan dan arah angin juga dapat menyebabkan hujan turun pada sudut yang berbeda, meningkatkan kemungkinan hujan yang lebih besar di satu sisi,” tuturnya.

Ada sejumlah faktor yang akan menentukan di mana hujan akan turun.

Akan tetapi, sisi mana yang akan terjadi hujan bisa bervariasi tergantung dengan lokasinya.

Selain itu, faktor urbanisasi ikut mempunyai dampak pada distribusi hujan yang ada di perkotaan.

Baca Juga  BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Buruk di NTT dan NTB Hingga 11 April

Teguh menuturkan bahwa daerah kota cenderung ditutupi dengan banyak permukaan yang tak mudah menyerap air.

Area yang tidak mudah menyerap air misalnya jalan, bangunan, serta trotoar bisa mencegah air menembus tanah.

Hal tersebut lalu mengakibatkan naiknya runoff.

Pada akhirnya banjir pada daerah yang lebih rendah sementara akan meninggalkan daerah lain kering.

Wilayah perkotaan juga kemungkinan dapat lebih menyerap panas, misalnya area yang terbuat dari beton dan aspal.

Wilayah ini bisa menciptakan pulau panas (heat island).

“Tempat-tempat yang lebih hangat ini menyebabkan udara naik,” ujarnya.

Selain itu, hal ini menyebabkan peningkatan curah hujan di daerah itu jika dibandingkan dengan lingkungan yang ada di pedesaan.

Teguh Rahayu juga mengimbau masyarakat agar tak perlu panik dengan adanya fenomena hujan yang terjadi pada skala sangat lokal tersebut.

Dirinya berpendapat hal tersebut dapar terjadi pada musim kemarau seperti saat ini.

Dirinya juga mengimbau warga agar mengakses seluruh informasi yang sudah disediakan oleh BMKG, BPBD dan Basarnas.

“Kondisi ini tidak berkaitan dengan prekursor bencana lainnya,” ujarnya, dilansir dari detikcom.

Dirinya meminta agar kejadian ini bisa disikapi dengan tenang dan tak panik.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion