Info Regional
Luhut Tanggapi Kritik Soal Rencana Pembangunan IKN Diawasi Bule
Jakarta, Bindo.id – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi kritikan tentang rencana menggunakan tenaga orang asing untuk mengawasi pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Pada acara Launching Prototype Battery Asset Management Services (BAMS) IBC, Senin (12/6/2023), Luhut memberikan contoh tentang bagaimana Indonesia mengadakan lompatan teknologi pada bidang kendaraan listrik.
Lompatan teknologi tersebut asalnya belajar dari pemerintah China.
“Kita melakukan leap frog (lompatan) aja, kita belajar dari Tiongkok dia dulu tertatih-tatih selama 20 tahun,” ujarnya.
Menurutnya, dengan belajar dari Tiongkok tersebut, dalam waktu setahun kita dapat melakukan leap frog.
Dirinya berpendapat hal ini sama seperti bagaimana Indonesia bisa mempelajari ilmu atau teknologi baru dengan menggunakan tenaga kerja asing untuk mengawasi pembangunan IKN.
Sehingga tenaga kerja di dalam negeri bisa mendapatkan transfer ilmu dari luar.
“Jadi kita belajar dari mana saja,” ujarnya.
Sejauh itu demi kepentingan nasional, menurutnya tak perlu ragu-ragu.
“Kita kadang-kadang ini munafik,” ujarnya.
“Saya bilang pengawasan pembangunan ibu kota baru kita hire (perkerjakan) aja orang-orang bule, marah, masa kita nggak bisa?’ emang nggak bisa,” imbuhnya.
Dirinya juga berpendapat lebih baik jika Indonesia bisa mempekerjakan tenaga asing yang lebih ahli untuk melaksanakan pembangunan.
Meskipun memakai bule, namun di dalam prosesnya, juga disertakan tenaga kerja di dalam negeri supaya dapat tercipta transfer teknologi/pengetahuan.
“Kualitasnya kadang masih rada miring-miring. Kita pake aja dulu dia (tenaga asing) nanti sambil jalan kita masukin orang Indonesia lagi,” ujarnya, dilansir dari detikcom.
Hal ini sama dengan kejadian di industri-industri integrity. Menurutnya, kualitas tenaga kerja yang ada di dalam negeri cukup baik.
Akan tetapi, jika ada hal yang belum dapat dilakukan, maka tenaga kerja di dalam negeri perlu belajar dari tenaga-tenaga ahli yang dianggap lebih mumpuni.
“Kita gak perlu malu, jangan kita jadi inferior bahwa kita gak bisa,” tuturnya.
Dia berpendapat jika memang tidak bisa, kita harus belajar. Mungkin memerlukan waktu 6 bulan atau 1 tahun sehingga kualitas bangunan dapat jauh lebih bermutu.
Sebelumnya Luhut sempat menuai kritikan sebab ingin memakai tenaga kerja asing untuk mengawasi pembangunan IKN.
Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono memberikan kritik tentang rencana Luhut tersebut. Menurut Nusyirwan, hal tersebut sangat berlebihan serta merendahkan kemampuan tenaga ahli di dalam negeri.
“Terlalu berlebihan dan merendahkan kemampuan tenaga ahli bangsa sendiri,apabila pengawasan pembangunan IKN menggunakan tenaga ahli asing (bule),” ujar Nusyirwan.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion