Transportasi
Ini Hasil Survei APJAPI dan INACA Terkait Penurunan Tarif Pesawat di Libur Nataru
JAKARTA (Bindo id) – Dengan metodologi analisis berbasis matriks parameter, Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI) bekerjasama dengan Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (INACA) telah melaksanakan jajak pendapat (survei) secara elektronik melalui aplikasi SAKTI milik APJAPI.
Hal itu guna menindaklanjuti kebijakan pemerintah untuk menurunkan tarif tiket pesawat terbang hingga 10%.
Survei yang ditujukan pada para pengguna jasa pada periode 19 Desember 2024-3 Januari 2025, memeroleh hasil dari 237 responden.
Berikut hasil survey APJAPI dan INACA:
•68% penumpang pesawat didominasi untuk tujuan pulang mudik (50%) dan mengunjungi teman/keluarga (18%). Merujuk pada hasil survey yang dilakukan APJAPI pada periode Jan-Feb 2024, hasil ini meningkat 38% dari sebelum dikeluarkannya kebijakan, di mana jumlah penumpang dengan keperluan serupa (keperluan pribadi dan mengunjungi teman/keluarga) sebesar 30%.
•Penumpang dengan tujuan wisata sebesar 12%, di mana nilai ini tidak jauh berbeda dibandingkan sebelum dikeluarkannya kebijakan, yaitu 12%.
•Penumpang dengan tujuan tugas dinas sebesar 12%, menurun 18% dibandingkan sebelum dikeluarkannya kebijakan, yaitu sebesar 30%.
Di masa libur Nataru ini dimungkinkan sebagian masyarakat masih bekerja untuk mengejar target penyelesaian proyek/pekerjaan/laporan akhir tahun.
•69% Penumpang menyatakan harga tiket tidak jauh berbeda (sama saja dan atau sedikit lebih murah) dibandingkan harga tiket sebelum dikeluarkannya kebijakan.
•18% Penumpang menyatakan harga tiket jauh lebih murah dibandingkan harga tiket sebelum dikeluarkannya kebijakan.
•12% Penumpang menyatakan harga tiket lebih mahal dibandingkan harga tiket sebelum dikeluarkannya kebijakan.
•66% Penumpang menyatakan tetap melakukan penerbangan tanpa terpengaruh kebijakan pemerintah.
•34% Penumpang menyatakan tidak melakukan penerbangan jika tidak ada kebijakan dari pemerintah ini.
•46% Penumpang menyatakan tetap melakukan penerbangan dengan maskapai yang sama, hal ini menunjukan airline cukup berhasil membangun loyalitas customer.
Dengan mengkombinasikan antarparameter didapatkan analisis tambahan sebagai berikut:
•Ada fenomena penumpang dengan prosentase cukup besar yang menyatakan harga murah tetapi tidak melakukan penerbangan jika tidak ada kebijakan dari pemerintah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh psikologis penumpang yang berharap besar kebijakan ini dipertahankan/diteruskan/dipermanenkan.
•83% penumpang yang menyatakan harga tiket sama saja dan 75% penumpang yang menyatakan harga lebih mahal, memilih tetap melakukan penerbangan, hal ini menunjukan bahwa harga tiket masih dalam batas wajar atau adanya urgensi/kebutuhan yang tidak dapat digantikan dengan moda transportasi lain.
•Penumpang yang tidak terlalu terpengaruh kebijakan penurunan harga tiket adalah penumpang dengan tujuan tugas dinas, belajar diklat kursus, bisnis, dan rapat konferensi.
•Penumpang yang berpotensi terpengaruh kebijakan penurunan harga tiket adalah penumpang dengan tujuan kepentingan lain, berobat, wisata, mengunjungi teman/keluarga, dan pulang mudik.
Rekomendasi APJAPI dan INACA
Merujuk pada hasil jajak pendapat ini, APJAPI dan INACA merekomendasikan beberapa hal ke pemerintah sebagai berikut:
1. Pemerintah sebaiknya mengecek ke masyarakat atas efektifitas dan manfaat dari setiap kebijakan yang dikeluarkan, baik evaluasi secara mandiri atau berpartner dengan stakeholder lain, seperti APJAPI dan INACA.
2. Ke depannya, perumusan kebijakan penurunan harga tiket sebaiknya dibahas secara terbuka dan komprehensif dengan melibatkan Airline dan Operator Bandara sehingga sinkron dengan aspek bisnis dan safety agar tidak mengancam sustainability bisnis aviasi.
3. Target meningkatkan jumlah wisatawan tidak hanya fokus pada penurunan harga tiket pesawat, diharapkan lebih komprehensif seperti infrastruktur, hotel, moda transportasi lain, dan promosi wisata.
4. Untuk menjaga sustainability bisnis aviasi, perlu dievaluasi Tarif Batas Atas (TBA) yang telah lebih dari lima tahun tidak pernah naik. (bas)
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion