Transportasi
Peran Pemda dalam Penyelenggaraan Angkutan Umum Massal Dibahas Instran dan MTI
Jakarta, Bindo.id – Institut Studi Transportasi (Instran) bersama dengan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengadakan diskusi panel di Jakarta mengenai peran Pemerintah Daerah (Pemda) dalam penyelenggaraan transportasi umum massal, Selasa (11/7/2023).
Diskusi ini Forum Diskusi Sektor Transportasi ini dengan tema mengenai “Mendorong Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Sistem Transportasi Perkotaan Berbasis Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan”.
Turut menjadi pembahas yaitu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Restuardy Daud, Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru Yuliarso, Pakar Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan, dan Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno mengatakan banyak pemerintah daerah yang ingin mengembangkan transportasi umum di daerahnya. Namun, ada kenyataan lain yang didapatnya.
Hendro mengungkap salah satunya adalah mengenai bantuan yang pernah diberikan dari Kemenhub kepada Pemda. Sebut saja, ada bantuan yang pernah disalurkan, tapi tidak berkembang hingga saat ini.
“Kita sudah (lakukan) tahun 2004 tentang membantu bus-bus ke daerah dengan harapan itu menjadi trigger untuk beranak pinak bus nya. Tapi sampai hari ini tidak ada satupun bus yang tumbuh dengan baik, ini masalah,” ujarnya dalam Forum Diskusi bersama Instran dan MTI mengenai Sektor Transportasi, di Jakarta, Selasa (11/7/2023). Ada kenyataan lainnya yang menurut dia lebih ironis. Hendro mengungkap, ketika bantuan itu disalurkan, sebut saja sebanyak 2 bus, harapannya bisa bertambah menjadi 3 bus atau lebih.
Sementara itu paparan dari Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menilai Kota Solo adalah kota yang menyediakan sarana transportasi umum dengan baik.
Ia menyebut, jumlah armada bus dan feeder sudah cukup untuk melayani masyarakat Solo.
“BST di Solo punya total enam koridor dengan 116 armada bus sedang dan besar, angkutan feeder ada 111 mobil penumpang umum, dengan jarak koridor 126,9 km yang sudah beroperasi sejak 2020. BST ini sudah sangat melayani warga Solo sebagai transportasi umum,” ujarnya.
Ia menambahkan, keunggulan BST adalah adanya Public Transport Informtion System (PTIS) di halte, sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Djoko juga mengatakan integerasi BST dengan Trans Jateng dan KRL Jogja-Solo sebagai keunggulan lainnya.
“Bisa dilihat di halte BST, sudah ada PTIS jadi semua penumpang bisa melihat rute ataupun angkutan BST yang datang ke halte di setiap koridor. Selain itu, ada integerasi dengan Bus Trans Jateng dan KRL Jogja-Solo, sehingga memudahkan perpindahan penumpang dari luar Solo untuk jalan-jalan,” ucapnya.
Terpisah, Kepala PT Bengawan Solo Trans selaku operator BST, Mulyadi, saat dihubungi Solopos.com mengatakan, saat ini memang sudah ada integrasi dengan KRL, namun masih belum optimal.
Ia mengatakan, saat ini aplikasi Teman Bus juga masih memiliki beberapa masalah.
“Untuk integrasi sesama BST yang 90 menit kepotong sekali saja aplikasinya belum sempurna. Juga yang pelajar di aplikasi kadang masih kepotong 3.700, pdhal sharusnya 2.000. Sedangkan dari BST ke KRL belum ada sejauh ini,” ujarnya.
Saat ini BST beroperasi mulai pukul 05.00 WIB – pukul 21.00 WIB, dengan enam koridor.
Koridor 1 Bandara Adi Soemarmo – Terminal Palur PP, Koridor 2 Sub Terminal Kerten – Terminal Palur PP, Koridor 3 Terminal Kartasura – Tugu Cembengan, Koridor 4 Terminal Kartasura – Terminal Palur PP, Koridor 5 Terminal Kartasura – Pasar Bekonang PP dan Koridor 6 Terminal Tirtonadi – Solo Baru PP.(ahmad)
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion