Connect with us

Info Nasional

Serangan Siber PDN, Data Masyarakat Dikhawatirkan Tidak Aman

Published

on

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI Hinsa Siburian [gardanasional]
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI Hinsa Siburian [gardanasional]

Jakarta, Bindo.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjelaskan data masyarakat di Pusat Data Nasional (PDN) Sementara yang mengalami terenkripsi sebab adanya serangan siber perangkat lunak jahat dengan tebusan (ransomware) tak aman.

Namun, BSSN menuturkan mereka telah berusaha melakukan konversi informasi atau enkripsi data masyarakat untuk mekakukan pengamanan sementara.

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI Hinsa Siburian menyebutkan peladen PDN Sementara terkena serangan brain chiper ransomware versi terbaru yang bernama lockbit 3.0.

“Tadi, saya bilang datanya dienkripsi. Kalau dienkripsi ya sebenarnya tidak aman,” tutur Hinsa saat jumpa pers bersama di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jakarta, Senin (24/6/2024).

Perangkat lunak jahat tersebut bekerja dengan cara mengambil alih kendali akses pada data, kemudian menguncinya dengan sandi yang hanya dapat dibuka apabila korban membayar tebusan dengan nilai yang ditentukan oleh pelaku.

Namun, kemungkinan besar para pelaku terlebih dulu menyalin data masyarakat yang ada di PDN sebelum dikunci. Data masyarakat telah terlanjur berada di tangan pelaku juga memiliki lotensi diperjualbelikan pada situs khusus para peretas.

Hinsa menuturkan BSSN bersama dengan Kemenkominfo, Tim Cyber Crime Polri, serta Kerja Sama Operasi Telkomsigma sebagai pengelola PDN Sementara untuk melakukan penanganan permasalahan tersebut.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menuturkan pelaku serangan siber meminta tebusan senilai 8 juta dollar Amerika Serikat. Apabila pemerintah ingin membuka enkripsi pada sistem data PDN yang terkena infeksi.

“Tadi Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) konferensi pers di Kominfo. Saya tinggal karena saya harus ke sini. Ini serangan virus lockbit 302,” tutur Budi Arie saat berada di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Juga  Polri Gandeng Korea Atasi Kejahatan Siber

Sistem PDN terlena gangguan bahkan mengakibatkan layanan keimigrasian pada sejumlah bandara, termasuk Bandara Soekarno-Hatta menjadi terganggu sejak Kamis (20/6/2024).

Sistem PDN tak hanya dipakai Ditjen Imigrasi. Sistem itu juga dipakai oleh banyak kementerian/lembaga lainnya. Merujuk pada sistem resmi Kemenkominfo, PDN menjadi fasilitas untuk sistem elektronik serta komponen lain untuk menyimpan, menempatkan, mengolah, serta memulihkan data.

PDN juga pernah jadi sorotan saat terjadi kasus dugaan kebocoran sebanyak 34 juta data paspor Indonesia yang diperjualbelikan pada situs daring pada 2023.

Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Silmy Karim menuturkan sistem aplikasi pelintasan keimigrasian saat ini sudah normal kembali.

Sistem keimigrasian sempat terkena dampak sebab gangguan di Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sejak Kamis (20/6/2024).

Silmy menuturkan sistem pelintasan digital sudah pulih serta beroperasi sejak Sabtu (22/6/2024) malam.

“Kami harus putuskan pindah data center demi pemulihan pelayanan publik dan juga faktor keamanan negara. Dalam hal ini, saya mengapresiasi langkah recovery yang dilakukan rekan-rekan di imigrasi yang bertindak cepat dan bekerja 24 jam untuk memulihkan sistem imigrasi,” ujar Silmy, Senin (24/6/2024).

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *