Info Nasional
KPU Buka Suara Tentang Adanya Dugaan Data DPT Pemilu 2024 Bocor
Jakarta, Bindo.id – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik menanggapi tentang adanya dugaan kebocoran data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024.
Kabar ini diberitakan sejak Senin sore (27/11/2023). Dirinya berpendapat, setelah mengetahui ada dugaan kebocoran data di DPT tersebut, pihaknya kemudian langsung menjalin koordinasi bersama pihak pengembang, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Bareskrim Polri maupun pihak terkait lainnya untuk mengadakan pengecekan lebih lanjut.
“KPU mengetahui informasi terkait adanya pihak yang menjual data yang diduga milik KPU sejak hari Senin, 27 November 2023 sekitar pukul 15.00 WIB,” tuturnya, Kamis (30/11/2023).
Idham menyebutjan koordinasi yang dilaksanakan KPU bersama dengan BSSN serta Bareskrim Polri kemudian diteruskan dengan melakukan pengecekan di sistem informasi yang disampaikan oleh Threat Actor, yakni Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih).
Upaya penanganan peretasan lebih lanjut yakni dengan menonaktifkan akun-akun pengguna Sidalih.
Sesuai hasil pengecekan bersama, sejumlah analisis sedang dilakukan seperti analisis log akses, analisis manajemen pengguna, dan analosis log lainnya yang diambil dari aplikasi dan server yang digunakan untuk melakukan identifikasi pelaku. Jia memang benar ada peretasan di Sistem Informasi Data Pemilih.
“KPU memberikan akses seluas-luasnya kepada tim tanggap insiden untuk bersama-sama melindungi dan mencegah terjadinya penyebaran data pemilih,” tandasnya.
Gelar Patroli siber
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid Agustiadi Bachtiar menuturkan pihaknya akan menemukan adanya dugaan kebocoran DPT pemilih 2024 ini usai mengadakan patroli siber.
“Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil patroli siber yang dilakukan oleh anggota kami,” ungkap, Rabu (29/11/2023).
Sejauh ini, Tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sedang melakukan penyelidikan tentang dugaan kebocoran tersebut.
“Tim sedang koordinasi langsung dengan KPU untuk berkoordinasi sekaligus melakukan penyelidikan,” ujarnya.
Klaim tentang peretasan di situs KPU
Peretas yang bernama anonim “Jimbo” mengeklaim sudah melakukan peretasan di situs kpu.go.id serta berhasil memperoleh data pemilih dari situs KPU RI. Peretas lalu membagikan sebanyak 500 ribu sampling data yang telah diperolehnya serta mengunggahnya pada situs Breach Forums. Situs Breach Forum memang sering dipergunakan untuk melakukan transaksi jual beli data dari hasil peretasan.
Pada 500 ribu sampling itu, “Jimbo” mengklaim telah berhasil memperoleh data pribadi yakni nama lengkap, NIK, tempat tanggal lahir, alamat lengkap, sampai tempat pemungutan suara yang akan digunakan. Data itu dijual seharga 74.000 dollar AS atau setara dengan Rp 1,2 miliar.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion