Connect with us

Hukum & Kriminal

Susanto Lulusan SMA Jadi Dokter Gadungan Di Rumah Sakit PHC Surabaya, Praktik Selama 2 Tahun

Published

on

Susanto dokter gadungan lulusan SMA yang mrlakukan aksinya di Rumah Sakit PHC Surabaya selama 2 tahun [ayobandung]
Susanto dokter gadungan lulusan SMA yang mrlakukan aksinya di Rumah Sakit PHC Surabaya selama 2 tahun [ayobandung]

Surabaya, Bindo.id – Pria di Surabaya, Susanto nekat melamar menjadi dokter di Rumah Sakit PHC meskipun lulusan SMA.

Namun anehnya, Susanto telah diterima jadi dokter. Bahkan dirinya juga sudah melakukan praktik sampai 2 tahun.

Aksi Susanto bermula pada bulan April 2020.

Saat itu, Rumah Sakit PHC Surabaya sedang membuka lowongan pekerjaan di bagian Tenaga Layanan Clinic. Lowongan yang dibuka yakni sebagai Dokter First Aid.

Usai melihat lowongan tersebut, Susanto berniat untuk melamar pekerjaan tersebut.

Dirinya kemudian berselancar ke dunia maya serta mencari identitas dokter yang sesuai dengan kriteria secara random.

Rencananya identitas tersebut akan dipakai Susanto untuk melamar pekerjaan tersebut.

Saat itu Susanto menemukan serta memakai identitas yang dimiliki oleh dr Anggi Yurikno.

Susanto hanya mengganti fotonya saja.

Identitas milik dr Anggi Yurikno tersebut kemudian diunggah pada lamaran kerja secara online yang dikirimkan ke e-mail HRD Rumah Sakit PHC Surabaya.

“Saya melamar via email, saya dapatkan via internet file-filenya,” ujar Susanto ketika sidang dakwaan di ruang Tirta, Pengadilan Negeri Surabaya, Senin (11/9/2023).

Dia mengaku File yang diambilnya dari internet dia daftarkan ke PHC.

Tak disangka, aksi tipu-tipu Susanto tersebut berhasil.

Dirinya lalu memperoleh panggilan dari PHC untuk menjalani sesi wawancara secara daring.

Wawancara tersebut dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2020 bersama dengan sejumlah calon karyawan lainnya.

Demi memastikan agar terlihat seperti dokter sebenarnya, Susanto kemudian memalsukan foto di satu bendel data.

Foto yang diganti yakni lampiran CV yang isinya Surat Izin Praktik (SIP) Dokter, Ijazah Kedokteran, Kartu Tanda Penduduk, serta Sertifikat Hiperkes.

Semua data ini diperolehnya dari website Fullerton serta media sosial (Facebook).

“Saya gak ada edit ijazah, semua asli punya beliau,” ujarnya.

Baca Juga  Kondektur Bus Jadi Dokter Gadungan Pernah Tangani Sejumlah Klub Sepak Bola

“Tapi saya scan, saya ganti foto,” imbuhnya.

Setelah lolos lamaran, Susanto kemudian dipekerjakan menjadi dokter Hiperkes Fulltimer pada PHC Clinic.

Dirinya ditugaskan di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu per tanggal 15 Juni 2020 hingga tanggal 31 Desember 2022.

Selama bekerja, dirinya mengaku memperoleh gaji sampai Rp 7,5 juta per bulan.

Dirinya juga memperoleh tunjangan lain-lain yang diberikan oleh Rumah Sakit PHC Surabaya.

Akan tetapi aksi akal-akalan Susanto tersebut seiring berjalannya waktu terendus dan terbongkar.

Hal tersebut bermula ketika pihak rumah sakit meminta lagi berkas persyaratan lamaran pekerjaan Susanto.

Tujuan pihak rumah sakit meminta berkas tersebut yakni untuk memperpanjang masa kontrak kerja.

Berkas-berkas yang diminta yakni FC Daftar Riwayat Hidup (CV), FC Ijazah, FC STR (Surat Tanda Registrasi), FC KTP, FC Sertifikat Pelatihan, FC Hiperkes, FC ATLS, hingga FC ACLS atas nama dr Anggi Yurikno.

Merasa yakin aksinya belum terbongkar, Susanto lalu mengirim berkas itu begitu saja lewat chat WhatsApp.

Pihak PHC saat itu merasa ada yang janggal sebab menemukan ketidaksesuaian antara hasil dan Sertifikat Tanda Registrasi yang dikirim oleh Susanto dengan data dr Anggi Yurikno.

“Saya cek website ada perbedaan data, terutama foto yang muncul kok berbeda,” tutur Ika Wati, salah satu pegawai RS PHC yang dihadirkan saat persidangan.

Ika menyebutkan bahwa Foto yang di website dengan foto yang telah dilampirkan saat verifikasi kepadanya dengan anggota IDI berbeda.

Ika kemudian melakukan pengecekan keaslian sertifikat yang ada di website.

Kecurigaan serta kejanggalan tersebut ternyata benar.

Setelah dilakukan pengecekan, ternyata dr Anggi Yurikno bekerja di Rumah Sakit Umum Karya Pangalengan Bhakti Sehat Bandung.

Baca Juga  Kemenkes Tanggapi STR Seumur Hidup Dorong Dokter Abal - Abal

Berdasarkan temuan ini, Susanto kemudian dilaporkan. Susanto akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian.

Aksi Susanto tersebut terhitung telah berjalan hampir sepertiga kontraknya yakni selama 2 tahun.

Sedangkan kontrak penuh yang terimanya dari PHC yakni selama 7,5 tahun.

Akibat perbuatan Susanto, Rumah Sakit PHC Surabaya mengalami kerugian mencapai Rp 262 juta.

Motif Susanto yang nekat menjadi dokter gadungan ini yakni untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.

Ternyata, aksi serupa juga pernah dilakukannya di Kalimantan.

Terhitung, Susanto sudah menjadi dokter gadungan selama 2 tahun.

Dirinya juga sudah menerima gaji beserta tunjangan jutaan rupiah.

Dirinya diketahui sudah bekerja di bagian Tenaga Layanan Clinic menjadi Dokter First Aid.

Dadik Dwirianto, pegawai di RS PHC Surabaya menuturkan Susanto tak melakukan pemeriksaan kepada pasien umum atau masyarakat.

Namun dirinya menangani pegawai yang mengeluhkan sakit. Dirinya praktik di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu.

“Dia hanya periksa pegawai saja,” tutur Dadik ketika dihadirkan menjadi saksi di ruang Tirta Pengadilan Negeri Surabaya, Senin (11/9/2023).

Dadik mengungkapkan Susanto melakukan pemeriksaan kondisi pegawai benar fit atau tidak, mulai tekanan darah, dan lain-lain.

Dadik menuturkan Susanto ternyata tak hanya melakukan aksinya di RS PHC Surabaya saja.

Namun dirinya juga pernah melakukan hal serupa di Kalimantan. Akan tetapi, Susanto dipastikan tak akan mengeluarkan resep.

“Dia pernah melakukan hal yang sama di daerah Kalimantan,” ungkap Dadik.

Di sidang tersebut, dr Anggi Yurikno yang identitasnya dipakai oleh Susanto juga ikut dihadirkan dalam persidangan.

Anggi mengaku kecewa dengan perbuatan yang dilakukan oleh Susanto.

Sebab perbuatan tersebut sudah merugikan dirinya dan banyak pihak.

“Terdakwa pakai nama saya untuk bekerja sebagai dokter, saya belum pernah kenal terdakwa,” ujar Anggi, dilansir dari detikcom.

Baca Juga  Dokter Dipecat Usai Pukul Balita, Penyebabnya Diganggu Saat Main Catur

Anggi mengaku mengetahui peristiwa ini setelah dirinya dihubungi dokter Ika. Dokter Ika merupakan pegawai di Rumah Sakit PHC.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *