News
Biaya Haji 2025 Turun Menjadi Rp 55,4 Juta
Jakarta, Bindo.id – Pemerintah dan DPR telah menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di tahun 2025 senilai Rp 89.410.258.
Dari jumlah itu, Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang akan ditanggung masing-masing jemaah yakni senilai Rp 55.431.750.
Kementerian Agama (Kemenag) sebelumnya sudah mengusulkan BPIH senilai Rp 93.389.684, dan beban kepada jemaah senilai Rp 65.372.779.
Akan tetapi, Panja Haji DPR menilai biaya itu masih dapat ditekan, serta meminta supaya BPIH berada di bawah Rp 90 juta.
Penyebab Biaya Haji Bisa Turun
Saat pertemuan di DPR, pemerintah mengadakan skema baru dengan BPIH senilai Rp 89.666.469,26, di mana masing-masing jemaah akan dikenakan biaya senilai Rp 55.593.201,57.
Meskipun mengalami penurunan senilai Rp 10 juta, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menyebutkan biaya itu masih dapat ditekan lebih jauh.
“Yang jelas itu saat ini sudah di angka Rp 55 juta… Ya di bawah lagi (dari Rp 55,5 juta), sudah Rp 55,3 gitu ya. Kita mau sisir lagi, insyaallah nanti diketok, pokoknya seperti yang kita sampaikan di awal, ongkos haji pasti turun, dan ini sudah (turun),” tutur Romo saat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Kata Romo, penurunan biaya Haji 2025 tak akan mengurangi kualitas pelayanan.
Dirinya meyakini persaingan jasa pelayanan di Arab Saudi kian kompetitif, sehingga memungkinkan untuk memberikan penawaran layanan terbaik dan memiliki harga yang lebih terjangkau.
“Sekarang dengan kompetitor yang banyak, mereka juga mengimbangi dengan tawaran servis-servis yang baik,” ujarnya.
Benarkah terdapat obsesi Prabowo dalam penurunan biaya haji?
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebutkan Presiden Prabowo Subianto punya obsesi untuk meringankan beban jemaah haji yakni dengan menurunkan biaya haji 2025.
“Pertama, ini obsesi Presiden Prabowo kepada kami Kemenag dan BPH, bagaimana dapat diusahakan supaya beban jemaah nanti yang akan datang lebih diperingan tanpa mengurangi kualitas pelaksanaan haji,” ungkapnya.
Nasaruddin juga menerangkan pemerintah akan terus meninjau biaya haji serta mengurangi biaya yang tak perlu.
“Apalagi kita mencoba mengeliminir penyimpangan-penyimpangan yang bisa diprediksi akan muncul,” ujarnya.
Berdasarkan logika, biaya haji tak semestinya turun?
Nasaruddin menegaskan secara logika, biaya haji 2025 semestinya mengalami kenaikan, sebab anggaran belanja di Arab Saudi diprediksi mengalami peningkatan serta nilai tukar dollar yang menguat.
“Tetapi alhamdulillah, dengan kemampuan kita untuk melakukan penyisiran yang sangat tepat, dan juga bukan hanya penyisiran, tetapi juga tetap memperhatikan… Jangan sampai nanti terjadi penurunan kualitas pelayanan jemaah haji,” ujar Nasaruddin.
Ketua Komisi VIII DPR, Marwan Dasopang, telah sepakat dengan Nasaruddin. Mereka menyatakan kecermatan Panja Haji DPR sebagai kunci dalam menurunkan biaya Haji 2025.
“Kecermatan para anggota panja, kelihaian Ketua Panja, mencermati pembiayaan, sehingga dapat diputuskan dan dapat angka pembiayaan biaya haji kita di tahun 2025 Rp 89.410.258,” ujarnya.
Apa yang baru dengan maskapai penerbangan haji?
Pada perkembangan terbaru, Lion Air Group sudah ditunjuk oleh pemerintah untuk ikut serta menerbangkan jemaah Haji 2025 ke Tanah Suci.
Hal ini untuk menambah daftar maskapai yang melayani penerbangan haji, sebab sebelumnya hanya didominasi Garuda maupun Saudi Airlines.
Kata Marwan, tujuan keputusan ini yakni untuk mendorong kompetisi serta meningkatkan kualitas pelayanan.
“Kita meminta pihak Garuda supaya meningkatkan kemampuannya. Dan tahun ini kita merekomendasikan tidak dilayani oleh satu vendor penerbangan,” tuturnya.
Adanya upaya ini, harapannya para jemaah haji akan memperoleh layanan yang lebih baik dengan biaya yang lebih terjangkau tanpa harus mengorbankan kualitas.
Pembagian penerbangan antara Lion Air maupun Garuda akan diatur oleh pemerintah. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran proses ibadah haji.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion