Connect with us

Kesehatan

3 Capres Tak Bahas Alat Kesehatan Dan Farmasi, Ini Tanggapan IDI

Published

on

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi [viva]

Jakarta, Bindo.id – Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi menanggapi debat pilpres kelima yang digelar Minggu (4/2/2023).

Dirinya menyayangkan tak ada satupun calon presiden yang menyinggung tentang permasalahan pembiayaan kesehatan di Indonesia yang saat ini masih relatif mahal.

Padahal, hal tersebut merupakan problem utama di tengah kemandirian alat kesehatan dan farmasi Indonesia yang menurutnya masih tertinggal jauh dari banyak negara lain.

Dirinya berpendapat bahan baku obat saat ini masih impor bahkan di angka 90 persen.

“Ini tiga-tiganya nggak membahas bahwa problem pembiayaan kesehatan di kita itu mahal, karena farmasi dan alat kesehatan belum menjadi program pemerintah yang diprioritaskan meskipun ada bahasa ketahanan kemandirian alkes, dalam praktiknya pajak, impor masih tinggi, 90 persen lebih bahan baku itu impor,” papar dr Adib, Minggu (4/2/2024).

“Pajak produksi ada juga, pajak distribusi ada juga, nah itu yang kemudian menjadi konsep kita perlu ada tata kelola regulasi,” tambahnya.

Hal itu juga sempat disinggung oleh Ketua Umum Gakeslab Indonesia Rd Kartono Dwidjosewojo. Dia menyebutkan siapapun presiden yang nantinya terpilih, menurutnya upaya untuk meningkatkan kemandirian produksi alat kesehatan di dalam negeri sangat penting.

Hal ini terrbukti dari pengalaman saat menangani wabah COVID-19, Indonesia terpaksa menanti impor alat kesehatan dari banyak negara yang juga sedang menghadapi wabah yang serupa. Oleh sebab itu, ada keterlambatan diagnosis maupun penanganan.

Idealnya pada suatu negara dapat memproduksi secara mandiri alat kesehatan maupun bahan baku sebanuak 60 persen dari yang diperlukan.

“Tentunya titipan kami siapapun pemenangnya utamakan produksi dalam negeri, dari 3 cawapres tersebut selalu membicarakan mengenai kesehatan. Bagaimana kita mau maju kalau kita sendiri tidak dapat memproduksi dalam negeri, untuk lebih baik lagi,” ujar Kartono saat berada di Mercure Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/1/2024).

Baca Juga  Warga KTP Luar DKI Jakarta Bisa Pindah Lokasi Memilih Di Area CFD

Menurut Kartono, jika kita terus menerus membeli dari impor, kita tak akan mungkin dapat bertahan.

Sebab saat ini setiap negara di seluruh dunia memproduksi untuk dirinya sendiri. Mereka baru melakukan ekspor usai kebutuhan dalam negerinya terpenuhi. Hal ini seperti yang terjadi saat wabah Covid-19 melanda. Tentu kita tak ingin hal itu terulang kembali.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion