Connect with us

Destinasi

Rumah Tak Layak Huni Diubah Kementrian PUPR Menjadi Sarana Pariwisata

Published

on

Homestay di Daerah wisata Danau Toba [inews]
Homestay di Daerah wisata Danau Toba [inews]

Jakarta, Bindo.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lewat Direktorat Jenderal Perumahan sudah menyelesaikan program peningkatan kualitas rumah yang tidak layak huni jadi Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta).

Program ini dilaksanakan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, Sumatera Utara.

Tetdapat 607 hunian warga yang dioptimalkan menjadi sarana pendukung kegiatan pariwisata.

Selain itu juga dimanfaatkan untuk penataan lingkungan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.

Rehabilitasi 607 hunian tak layak warga yakni 569 rumah digunakan sebagai usaha pondok wisata (homestay), 1 unit untuk sanggar seni, 4 unit untuk toko, 30 unit untuk kios atau kafe, dan sisanya 3 rumah digunakan untuk usaha pariwisata lainnya misalnya warung.

Pembangunan Sarhunta kawasan Danau Toba dilakukan oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatera II. Program ini menelan anggaran Tahun 2020 senilai Rp 121,9 miliar.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan renovasi rumah warga bagi hunian pariwisata dilaksanakan memakai pola pemberdayaan.

Sehingga masyarakat setempat tak hanya menjadi penonton saja, namun juga bisa menerina manfaat untuk ekonomi dari sektor pariwisata.

“Renovasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk usaha pondok wisata dan usaha lain yang mendukung sektor pariwisata,” ujarnya dilansir dari website Kementerian PUPR, Rabu (11/10/2023).

Harapannya cara ini bisa mendingkrak perekonomian masyarakat yang ada di sana.

Kepala Seksi Wilayah I Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sumatera II Bramantyo menyebutkan desain renovasi rumah warga jadi sarana hunian pariwisata telah dimodifikasi lebih modern.

Meskipun modern namun tak meninggalkan kearifan lokal masyarakat Suku Batak.

Hal ini dilakukan sebagai upaya agar dapat menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara agar dapat menginap di sana.

Contohnya, homestay di Desa Lumban Suhi-suhi yang lokasinya berada di sekitar Kampung Ulos Huta Raja.

Baca Juga  Status Lahan HGB Di Atas HPL Yang Bisa Dibeli Investor Di IKN

Selain itu juga ada homestay di Desa Lumban Siallagan yang lokasinya berada di sekitar Kampung Ulos Siallagan, Kabupaten Samosir.

Di homestay tersebut tetap mempertahankan konsep Rumah Bolon.

“Sarana hunian pariwisata ini bisa menjadi alternatif penginapan bagi para wisatawan yang berkunjung di Danau Toba,” tutur Bramantyo.

Harapannya dengan meningkatkan kualitas kondisi rumah penduduk bisa meningkatkan kenyamanan bagi para wisatawan yang akan menginap di sana.

Selain 607 Sarhunta, Kementerian PUPR juga meningkatkan kualitas rumah warga jumlahnya 1.192 unit.

Rumah tersebut ada di sepanjang koridor pariwisata Danau Toba misalnya Kabupaten Toba, Samosir, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbang Hasundutan, serta Dairi.

Peningkatan kualitas rumah warga yang ada di sekitar kawasan pariwisata menjadi layak huni senada dengan program pemerintah untuk mendorong pariwisata Danau Toba menjadi destinasi wisata yang memiliki skala internasional yang lebih aman, nyaman serta berkualitas.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir Tetty Naibaho menuturkan homestay yang dibangun oleh Kementerian PUPR sangat membantu untuk mendongkrak kunjungan wisatawan di Danau Toba.

Selain mempunyai desain yang mengusung tentang kearifan lokal, letaknya juga strategis yakni berada di sekitar desa wisata.

Hal ini memudahkan wisatawan agar dapat mengakses langsung ke lokasi destinasi pariwisata Danau Toba maupun daerah sekitarnya.

“Tahun ini kami menargetkan 850.000 wisatawan dan tahun depan (2024) menjadi 1 juta wisatawan mengunjungi Sumatra Utara,” ujar Tetty.

Harapannya durasi wisatawan yang menginap akan bertambah.

Saat ini masih 1,5 hari, pihaknya menargetkan 2 sampai 3 hari wisatawan menginap agar spending-nya semakin tinggi.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion