Museum Bekasi Kini Modern, Jadi Museum Digital dan Masuk Gratis

Bekasi, Bindo.id – Museum Bekasi dulunya dikenal dengan Gedung Juang 45 saat ini tampil lebih modern.

Dulunya tempat tersebut terkesan mistis sebab gedungnya tua dan tak terawat. Gedung Juang 45 menjadi salah satu bangunan sejarah yang ada di Bekasi.

Bangunan ini dulunya merupakan milik tuan tanah yang bernama Luitenant der Chinezen Khouw Tjeng Kee.

Tempat ini dikenal angker. Banyak kelelawar yang bersarang di sana, sehingga tempat ini dikenal masyarakat setempat sebagai gudang kelelawar.

Gedung Juang 45 tersebut saat ini bertransformasi dengan wajah baru yaitu Museum Bekasi. Transformasi ini melalui revitalisasi yang dimulai pada tahun 2020. Proyek revitalisasi ini selesai pada tahun 2021.

Gedung ini sekarang menjadi modern sebab mengusung tema museum digital. Kesan angker maupun mistis yang sejak dulu tertanam, sekarang tak terasa. Fasilitas serta ornamen di dalamnya diremajakan kembali. Berbagai fitur modern dihadirkan dalam museum ini.

Pemandu Museum Bekasi, Rika Meirika menyebutkan tempat ini merupakan museum digital pertama di Bekasi. Di sana ada alat-alat digital diantaranya theater, immersive 3D dalam masa perbaikan, dan alat-alat digital yang lainnya.

“Itu yang buat menarik mungkin ya,” tutur Rika, Sabtu (27/5/2023).

Fasilitas digital unggulan yang disediakan diantaranya yaitu theater. Traveler dapat menikmati theater ini secara gratis untuk menonton film pendek. Pemutaran film dapat dinikmati pada jam 11.00, 13.00 dan 15.00 WIB.

“Selain itu, kita ada juga Augmented Reality Wall, ada juga buku-buku Interactive Book,” ujarnya.

Amphiteather yang dapat dipakai event juga tersedia. Fasilitas lainnya yaitu toilet, mushala, cafe.

Augmented Reality Wall adalah permainan augmented reality yang mengajak pengunjung untuk bermain game dan jadi tokoh utama di permainan tersebut. Pengunjung nantinya akan berperan menjadi Prabu Siliwangi.

Pengunjung akan diajak untuk naik kapal, berperang, sampai memperagakan saat proses pembuatan perjanjian. Fasilitas augmented Reality ini sering menjadi favorit para pengunjung, terutama anak-anak.

“Biasanya fasilitas ini nih yang paling ramai, ramai anak-anak,” tutur pemandu Museum Bekasi, Reghina Chika.

Reghina mengatakan bahwa di fasilitas ini sering banyak antrian. Dwi selaku pengunjung yang baru pertama kali datang ke Museum Bekasi sejak revitalisasi mengaku kondisi disana terkesan jauh dari kata horor.

“Jauh dari kata horror lah, kalau dulu kan memang kayak terbengkalai, jadi orang mau masuk ke sini kan segen gitu,” tutur Dwi.

Dwi menyebutkan tempat ini sekarang menjadi lebih instagrammable. Di sana juga bisa untuk berfoto.

“Identiknya dengan bau kelelawar itu ya, mungkin bisa lebih diminimalkan baunya. Saya tadi agak pusing sih ya begitu ke atas, karena baunya termasuk menyengat, kebetulan saya tidak pakai masker,” ujarnya.

Dwi menyebutkan jika sore dirinya masih melihat ada kelelawar yang lewat. Jika di bawah dirinya mengaku tak terasa, namun baru terasa ketika berada di atas. Dwi memberi masukan agar hal tersebut dapat lebih diminimalisir, meskipun ikoniknya memang gudang kelelawar.

Meskipun telah berganti rupa menjadi lebih modern, namun identitas tempat ini yang merupakan habitat para kelelawar tak serta merta hilang begitu saja. Di lantai dua ada ornamen kelelawar. Pemandu di sana juga mengaku masih ada sejumlah kelelawar yang datang dan tinggal di loteng.

Hal inilah yang membuat lantai dua di tempat ini mempunyai bau khas yang masih tersisa. Dwi berpendapat Museum Bekasi cukup nyaman untuk dikunjungi.

“Sudah nyaman sekali,” ujar Dwi, dilansir dari detikcom.

Jam operasional serta tarif Museum

Tempat ini dibuka setiap hari Selasa sampai Minggu jam 09.00-16.00 WIB. Hari Senin dan hari libur nasional tempat ini ditutup. Gedung juang 45 bekasi ini pengunjung dapat masuk Gratis, Menarik kan.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion