Connect with us

Bisnis

5 Pesawat N219 Buatan Indonesia Diborong Negara Kongo

Published

on

Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti [beritasatu]

Badung, Bindo.id – Lima pesawat N219 buatan Indonesia diborong Negara Kongo saat pertemuan bilateral High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLFMSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2.

Acara tersebut diselenggarakan di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali.

Kelima Pesawat itu merupakan produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan Indonesia terus memiliki komitmen untuk mengembangkan industri kedirgantaraan.

Dia berpendapat lebih dari 40 persen dari komponen pesawat N219 yang dibuat oleh PTDI produksinya berada di dalam negeri.

“Ini salah satu bentuk kolaborasi tidak hanya kepada pemerintah kepada pemerintah atau G to G (government t government). Tetapi, ini juga bagaimana Indonesia bisa masuk ke pasar global, terutama ke negara Selatan-Selatan dalam hal pesawat,” tutur Amalia saat di Nusa Dua, Selasa (3/9/2024).

Amalia menyebutkan nilai kontrak untuk 5 unit pesawat buatan Indonesia ini sekitar US$ 66,2 juta. Dirinya juga mendorong pengembangan karya anak bangsa supaya dapat semakin diterima di pasar global.

“Tidak hanya dimanfaatkan dalam negeri untuk kepentingan konektivitas, tetapi juga di negara-negara Selatan-Selatan,” ujarnya.

Selain Kongo, Amalia mengaku ada beberapa negara lainnya yang juga  tertarik dengan pesawat amfibi ini ketika acara HLFMSP dan IAF. Salah satunya berasal dari Kepulauan Solomon.

“Mereka tertarik untuk memanfaatkan pesawat amfibi produk Indonesia yang InsyaAllah kami sedang proses, PTDI sedang melakukan proses pembuatan. Mudah-mudahan dalam dua tahun ke depan Indonesia bisa memproduksi karya anak bangsa untuk pesawat amfibi,” tuturnya.

Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Kementerian PPN/Bappenas Bogat Widyatmoko menyebutkan kelima unit pesawat N219 ini diborong sebagai momentum yang baik bagi industri kedirgantaraan Indonesia.

Baca Juga  IAF 2024, Peluang Pemanfaatan Gas Andaman Dibidik PGN

“Tidak saja demi perekonomian, tetapi bagaimana membangun ekosistem pesawat terbang yang menurut kami perlu kita revitalisasi kembali,” ujarnya.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *