Connect with us

Ekonomi

Limbah Tandan Sawit Dipakai PLTU Sintang Untuk Bahan Bakar

Published

on

PLN Indonesia Power (PLN IP) telah memakai tandan kosong (tankos) kelapa sawit sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kalimantan Barat [okezone]

Jakarta, Bindo.id – PLN Indonesia Power (PLN IP) telah memakai tandan kosong (tankos) kelapa sawit sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kalimantan Barat.

Limbah tandan sawit itu diolah jadi biomassa sebagai bahan baku co-firing. Co-firing adalah pembakaran 2 jenis bahan bakar berbeda secara bersamaan.

Pengoperasian PLTU pada umumnya hanya mengandalkan batu bara untuk bahan bakar, dengan penggunaan co-firing terdapat penambahan biomassa sehingga mengurangi pemakaian batu bara.

Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra menuturkan PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Sintang mengadakan uji coba co-firing memakai pelet tankos kelapa sawit pada program co-firing.

Hal ini merupakan upaya transisi energi demi mendukung tercapainya net zero emission pada tahun 2060.

“Sebelumnya, pada 2023 PLN IP UBP Sintang telah berhasil co-firing biomassa dengan menggunakan cangkang dan woodchip sebagai bahan bakunya,” tuturnya, Senin (29/7/2024).

Dirinya menyebutkan listrik yang dihasilkan dari pemakaian energi primer biomassa PLN IP UBP Sintang telah mencapai 11,74 GWh.

Realisasi tersebut setara 158 persen dari target yang sudah ditetapkan 7,432 GWh pada satu semester.

“PLN IP akan terus memperluas pemanfaatan biomassa sebagai energi primer pembangkit,” ujar Edwin.

Dalam pemakaian tankos kelapa sawit pada co-firing kali ini, dirunya menyebutkan dengan nilai kalori pellet tangkos yang dapat mencapai 4.000 kcal per kilogram, sehingga 1 kilogram pelet tankos bisa menghasilkan energi bersih sebanyak 0.83 kwh.

Edwin menerangkan pemanfaatan tankos kelapa sawit sebagai biomassa memiliki potensi besar sebab memiliki sumber yang melimpah.

Secara geografis, lahan Kalimantan Barat mayoritas digunakan sebagai kebun sawit, di mana salah satu produk turunannya berupa tankos.

Secara nasional, sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, areal perkebunan sawit yang ada di Indonesia luasnya 15,38 juta hektar. Area perkebuban sawit tersebut dapat memproduksi tankos kelapa hingga 47 juta ton.

Baca Juga  Tiap 1000 Ha Sawit Akan Dibangun Pabrik Minyak Makan Merah

Dirinya juga berharap, kegiatan pengujian bahan bakar pellet tangkos ini dapat berhasil, sehingga bisa menambah nilai ekonomis dari tangkos.

Tangkos merupakan produk turunan yang berasal dari pohon kelapa sawit.

Selain itu juga dapat mengurangi emisi karbon dengan melakuksn pengembangan energi lebih ramah lingkungan atau green energy.

“Uji coba ini sebagai bentuk komitmen PLN Indonesia Power dalam mendukung program pemerintah terkait net zero emision,” ujarnya.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *