Ekonomi
Greenflation Atau Inflasi Hijau Yang Disebut Gibran Saat Debat Keempat Pilpres 2024
Jakarta, Bondo.id – Saat debat calon wakil presiden (cawapres) keempat yang digelar pada Minggu malam (20/1/2024), ada pertanyaan dari cawapres 02 yakni Gibran Rakabuming Raka kepada cawapres 03 Mahfud MD.
Gibran bertanya tentang greenflation atau inflasi hijau. Mahfud MD tampak agak kesulitan saat menjawab pertanyaan tersebut.
Lalu, apa yang dimaksud dengan greenflation atau inflasi hijau ?
Fenomena inflasi hijau muncul saat banyak negara, baik pemerintah atau dunia usahanya, terutama memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan dan ekonomi hijau pada umumnya.
Secara sederhana inflasi hijau yakni inflasi kenaikan bahan-bahan logam dasar maupun mineral yang dibutuhkan untuk memakai teknologi yang hijau atau ramah lingkungan terlebih ketika masa transisi.
Ada sejumlah logam dasar maupun mineral yang dibutuhkan untuk pemakaian teknologi yakni tembaga, litium, maupun kobalt.
Kebutuhan logam dasar maupun mineral untuk teknologi ramah lingkungan tersebut lebih besar dari kebutuhan teknologi yang tak ramah lingkungan.
Sejumlah contoh dapat disampaikan di sini. Kendaraan listrik memakai mineral 6 kali lebih banyak jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
Pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai memerlukan tembaga 7 kali lebih besar jika dibandingkan dengan pembangit listrik tenaga gas.
Harga sejumlah logam dasar maupun mineral yang dibutuhkan mengalami kenaikan yang tinggi sebab kebutuhan yang besar tak diimbangi dengan pertambahan pasokan maupun suplai yang mencukupi.
Saat menambah pasokan dengan mengembangkan tambang baru diperlukan waktu 5 hingga 10 tahun.
Kenaikan harga bahan logam yang tinggi sekali contohnya yakni litium. Harga litium mengalami kenaikan sebanyak 1.000 persen dari tahun 2020 sampai 2022.
Fenomena greenflation tersebut telah menyebabkan demo di negara-negara Eropa. Salah satunya yakni demo rompi kuning di Perancis yang sempat disebut oleh Gibran saat debat keempat Pilpres 2024.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia saat ini belum terjadi greenflation sebab pemakaian teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan belum masif atau terjadi secara besar-besaran.
Akan tetapi, sebaiknya memang greenflation perlu dilakukan antisipasi ke depannya sebab mau tak mau teknologi hijau atau ramah lingkungan akan semakin masif diberlakukan di Indonesia.
Cara untuk melakukan antisipsi agar tak terjadi inflasi hijau di Indonesia yakni dengan mempercepat program hilirisasi hasil tambang yang ada di Indonesia.
Program hilirisasi tambang yang dipercepat, akan menambah stok atau suplai hasil tambang maupun bahan logam yang dibutuhkan untuk menerapankan teknologi hijau atau ramah lingkungan sehingga nantinya inflasi hijau tak terjadi di Indonesia.
Oleh sebab itu, diperlukan upaya berbagai pihak untuk mendorong serta mempercepat program hilirisasi.
Salah satunya yang sudah dilaksanakan serta patut dihargai yakni upaya Bank Indonesia (BI) untuk memberi insentif likuiditas makroprudensial.
Insentif tersebut ditujukan untuk bank yang memberi kredit bagi usaha yang bergerak pada hilirisasi mineral maupun pertambangan.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion