Connect with us

Ekonomi

BI Dukung Desa Rias di Bangka Belitung Menjadi Lumbung Pangan Beras

Published

on

Ilustrasi petani [siedoo]
Ilustrasi petani [siedoo]

Bangka, Bindo.id – Bank Indonesia (BI) memberikan dukungan kemandirian pangan agar dapat terwujud di Kepuluan Bangka Belitung.

Sebab, saat ini masih banyak komoditas yang harus didatangkan dari luar daerah. Salah satu komoditas utama yang didorong yaitu beras.

BI mendukung agar Kepulauan Bangka Belitung bisa memenuhi permintaan beras dari masyarakat.

“Fokus kita untuk kemandirian pangan daerah,” tutur Kepala Perwakilan BI Bangka Belitung Faturachman di acara Babel Economic Forum, Senin (26/6/2023).

Faturachman menuturkan kemandurian langan daerah berkaitan dengan inflasi.

Fatur menyebutkan peningkatan produksi beras akan terus dilaksanakan.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat gabungan kelompok tani.

Saat ini wilayah pengembangan berada di daerah Rias, Bangka Selatan.

Di sana sudah mempunyai 40 gapoktan yang beranggotakan 800 petani.

Fatur berpendapat produktivitas padi Bangka Belitung akan terus memperlihatkan tren peningkatan dan semakin baik di tiap tahunnya.

Desa Rias yang berada di Kecamatan Toboali, Bangka Selatan telah ditetapkan Pemprov Bangka Belitung menjadi lumbung padi.

Daerah ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan.

Ada sejumlah strategi yang dilakukan untuk meningkatkan potensi pengembangan beras di daerah Rias.

Strategi yang dilakukan yaitu diseminasi, meningkatkan kualitas, menguatkan kelembagaan serta mengoptimalisasi peran gapoktan pada aspek pemasaran.

Beberapa peralatan juga sudah dihibahkan agar dapat menunjang produksi padi di Desa Rias.

“Sebagian besar petani di Bangka Selatan telah menerapkan SOP Budidaya dari BPTP sehingga kualitas beras dapat memenuhi standar dari Bulog,” ujarnya.

Sedangkan pemasaran dilakukan secara kelompok lewat Gapoktan dengan menguatkan inventory management.

Berdasarkan data, saat ini produksi beras yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal masih minus.

Akumulasi produksi yang masih di bawah 100.000 ton dinilai masih rendah.

Baca Juga  Penyebab Dolar AS Rp 16.400 Dan Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Diungkap BI

Sesuai dengan data yang tercatat pada neraca yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Belitung pada bulan Mei 2023, produksi beras sebanyak 30.009 ton.

Sedangkan kebutuhan masyarakat sebanyak 175.588 ton. Oleh sebab itu produksi beras minus sebesar 82,91 persen.

“Melalui Babel Economic Forum ini berbagai kendala kita carikan solusinya,” tuturnya, dilansir dari kompas.

Sebab sejumlah klaster sudah surplus diantaranya cabai besar. Permintaan bawang juga dinilai tinggi. Ada sejumlah klaster yang akan terus mendapat pendampingan.

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion