News
Proses Seleksi Akpol 2025, Polri Jamin Dilakukan Dengan Transparan
![Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo [polri]](https://www.bindo.id/wp-content/uploads/2025/03/Irwasum-Polri-Komjen-Dedi-Prasetyo-aa424483.jpeg)
Jakarta, Bindo.id – Polri telah memastikan proses seleksi Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dilaksanakan secara transparan.
Saat ini jumlah pendaftar rekrutmen Akpol mencapai 8.000 orang. Polri menyebutkan tingginya animo masyarakat rawan dimanfaatkan oleh calo atau pihak yang tak bertanggung jawab untuk melancarkan aksi penipuan. Biasanya aksi penipuan dilakukan dengan iming-iming dapat membantu pendaftar lolos rekrutmen Akpol.
“Per hari ini jumlah pendaftar online untuk Akpol ada 8.016. Kalau secara keseluruhan, pendaftar pada rekrutmen anggota Polri, baik itu Tamtama, Bintara, Akpol, mencapai 116.732 orang, dan paling banyak Bintara,” ujar Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo pada keterangan tertulis, Minggu (2/3/2025).
Dedi menuturkan berdasarkan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jalur untuk masuk Akpol hanya ada jalur reguler saja.
Harapannya proses rekrutmen akam melahirkan taruna-taruna Akpol yang benar-benar dapat menjalani proses pendidikan maupun pelatihan selama di Akpol.
“Sesuai arahan pimpinan, tahun ini sama seperti tahun lalu, tidak dilakukan dikotomi lagi, atau friksi-friksi jalur rekpro, jalur reguler, jalur kuota khusus,” tuturnya.
Tahapan rekrutmen anggota Polri transparan sebab para calon taruna bida melihat secara langsung capaian nilai tes, baik dirinya ataupun calon taruna lainnya.
Dalam rekrutmen ini panitia secara real time akan menayangkan nilai-nilai tes di layar.
“Selesai tes renang, catar (calon taruna) bisa langsung lihat dia berapa detik, nilainya berapa. (Tes) lari juga demikian, dapat berapa putaran, waktunya berapa lama. Tes-tes lainnya pun sama, selesai (tes), nilai langsung keluar. Nilai terpampang di layar, semua bisa melihat,” ujarnya.
Kata Dedi, rekrutmen dengan mengutamakan prinsip bersih, transparan, akuntabel, serta humanis (Betah) sudah dilaksanakan sejak bertahun-tahun lalu.
Panitia sengaja menampilkan nilai atau skor supaya calon taruna sama-sama dapat saling mengoreksi diri.
“Calon taruna ketika dia merasa nilai tidak sesuai, diberikan kesempatan untuk mengoreksi ke panitia. Mereka juga sudah tahu bobot nilai akademis berapa, psikologi berapa, jasmani berapa. Calon taruna itu bisa menghitung sendiri dengan sistem yang terbuka ini,” ujarnya.
Kata Dedi, masyarakat perlu mengetahui gambaran tentang proses dan metode seleksi.
Hal ini bertujuan, supaya masyarakat sadar seleksi anggota Polri hanya bertumpu pada kemampuan diri sendiri selama ikut dalam tahapan seleksi.
“Kepada seluruh jajaran kami minta terus mengedukasi masyarakat bahwa seleksi anggota Polri itu kuncinya kemampuan diri sendiri. Persiapan yang matang, latihan serius, itu kuncinya,” tuturnya.
Harapan Dedi, masyarakat tidak percaya calo maupun siapapun yang menjanjikan masuk Polri dengan imbalan uang. Dirinya menegaskan pelaku penipuan akan terancam pidana.
“Sudah banyak kasus masyarakat tertipu, sudah memberikan sejumlah uang, anaknya gagal (lolos rekrutmen),” ujarnya.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion