Info Nasional
Gus Miftah Hina Pedagang Es Teh, Prabowo Berikan Teguran Dan Banjir Hujatan Netizen
Jakarta, Bindo.id – Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman mendapat kecaman dari sana-sini setelah menghina tukang es teh yang bernama Sunhaji saat dirinya sedang berdakwah di Magelang.
Perbuatan tidak patut yang dilakukan Miftah Maulana tersebut terekam di video yang viral di media sosial. Pria yang dikenal sebagai pendakwah tersebut dari atas panggung melontarkan ucapan yang tidak pantas kepada Sunhaji yang sedang berjualan di tengah-tengah hadirin.
“Es tehmu sih akeh (masih banyak)? Ya, sana jual goblok. Jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir,” tutur Miftah.
Ucapan tersebut membuat orang-orang yang berada di sekeliling Miftah tertawa terbahak-bahak, sedangkan Sunhaji terlihat hanya berdiri terdiam.
Usai video tersebut viral di media sosial, warganet beramai-ramai mengecam hingga akhirnya Miftah membuat video klarifikasi untuk menyampaikan permintaan maafnya.
“Saya Miftah Maulana Habiburrahman, dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya, saya memang sering bercanda dengan siapa pun,” ujar Miftah.
“Maka untuk itu, atas candaan kepada yang bersangkutan, saya akan meminta maaf secara langsung. Dan mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” imbuhnya.
Diketahui Miftah baru meminta maaf usai ditegur oleh Presiden Prabowo Subianto lewat Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya.
“Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab yang hari ini berada di Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum,” tutur Miftah
Prabowo Menegur Miftah
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyebutkan Prabowo sudah mengetahui perbuatan anak buahnya tersebut. Dirinya juga menyampaikan teguran melalui Mayor Teddy.
“Presiden sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan melalui Sekretaris Kabinet untuk segera meminta maaf kepada Bapak Sunhaji, yang mungkin saja, dan sangat mungkin terluka perasaannya karena kejadian kemarin,” tutur Hasan pada keterangan videonya, Rabu (4/12/2024).
Kata Hasan, Prabowo beserta para pejabat di Istana sudah memperoleh informasi tentang Miftah yang secara langsung mendatangi Sunhaji.
Dirinya memastikan Miftah telah meminta maaf langsung kepada Sunhaji yang tinggal di Desa Banyusari, Kecamatan Grabak, Kabupaten Megelang.
“Dan kami berharap silaturahmi bisa kembali terjalin dengan baik, keadaan bisa kembali menjadi baik, dan hubungan kekeluargaan bisa tumbuh di antara mereka berdua,” tutur Hasan.
Pihak Istana Kepresidenan juga ikut menyayangkan kejadian olok-olok yang dilontarkan Miftah kepada Sunhaji.
Hasan mengingatkan bahwa Prabowo sangat menghormati serta menjunjung tinggi adab kepada siapapun.
“Beliau pernah berpidato yang menyatakan bahwa beliau sangat menghormati para pedagang kaki lima, para petani, para nelayan, semua orang yang bekerja keras keluar dari rumah mereka, memeras keringat, yang mencari rezeki yang halal untuk kebutuhan keluarga mereka,” tutur Hasan.
Pelajaran bagi penceramah
Perbuatan Miftah yang menyebabkan kecaman dianggap menjadi pelajaran untuk semua pihak agar tetap berhati-hati saat berbicara.
Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menuturkan seorang pendakwah seharusnya tak mudah untuk menyampaikan kata-kata yang buruk.
“Menjadi pelajaran kepada dia dan kita semua agar tak mudah menyampaikan kata-kata yang buruk apalagi di depan publik, (untuk) pejabat publik dan penceramah,” tutur Cholil, Rabu.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Zainut Tauhid Saadi mengatakan para pendakwah maupun tokoh agama seharusnya menjadikan mimbar ceramah untuk ruang edukasi yang mencerahkan.
Dirinya menuturkan setiap tokoh agama, ulama, maupun penceramah agama mengemban tugas mulia sebagai pewaris para nabi dalam melaksanakan tugas untuk mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran lewat jalan dakwah.
Walaupun maksudnya menyampaikan candaan, guyonan atau intermeso, atau kritikan, Zainut menekankan semestinya tetap dilakukan dengan cara yang santun, bijak serta menghormati etika.
“Tidak dengan cara yang sarkastik merendahkan martabat dan melanggar norma susila,” tutur Zainut.
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion