Connect with us

Sports

Nestapa Tim Tunggal Putra Bulutangkis Indonesia, Gagal Sumbang Medali Olimpiade Paris 2024

Published

on

Jonatan Christie di Olimpiade 2024 Paris kalah dari Lakhsya Sen PBSI-c93ab59d

Olahraga, Bindo.id – Indonesia kembali harus mengubur harapan untuk meraih medali dari cabang olahraga bulutangkis. Kali ini sektor tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, kompak kandas di babak penyisihan grup.

Bertanding di Porte de la Chapelle Arena, Paris, pada Rabu (31/7/2024), Jonatan dan Ginting belum mampu keluar dari tekanan lawan yang bermain lebih percaya diri.

Jonatan Christie vs Lakshya Sen

Bermain di lapangan 1, Jonatan lebih dulu tampil di match ketiga berhadapan dengan wakil India, Lakshya Sen. Ia harus mengakui keunggulan Sen yang menang dua gim langsung dengan skor akhir 18-21 dan 12-21.

Di awal gim pertama, Jonatan tampil cukup impresif dengan jarak poin yang lebar 8-2. Namun, Sen yang mulai fokus mampu mengejar ketertinggalannya dan berbalik unggul 9-8. Interval gim pertama ditutup Sen dengan keunggulan skor 11-10.

Selepas interval, Jonatan dan Sen saling adu taktik sehingga kejar mengejar poin terus terjadi. Skor sempat imbang 14-14. Sen yang mampu mendulang dua poin beruntun menjadi 16-14 kian percaya diri.

Sementara Jonatan mulai terlihat under pressure. Walaupun sempat mengejar dan unggul tipis 18-16, Jonatan lagi-lagi kurang maksimal menjaga momentum. Sen menutup gim pertama dengan 21-18 usai bola pukulan Jonatan membentur net.

Di gim kedua, Sen semakin dominan. Jarak poin cukup lebar, mulai dari 7-3 hingga menutup interval gim kedua dengan 11-6.

Jonatan yang tertekan dan sering melakukan kesalahan sendiri semakin tertinggal poin. Sen terus mendulang poin 15-9, 17-9, hingga 18-10. Jarak yang cukup sulit untuk dikejar oleh Jonatan.

Sempat terjadi adu net yang dimenangkan Jonatan sehingga poin menjadi 12-18. Namun, perolehan poin Jonatan terhenti di situ. Sen kembali menambah 3 poin dan sukses merebut kemenangan di gim kedua.

Baca Juga  Mengenal the Phryges Olympic, Maskot Resmi Olimpiade Paris 2024

Hasil ini menempatkan Jonatan finis di urutan kedua klasemen akhir Grup L tunggal putra dan gagal melaju ke babak perempat final.

Ginting takluk dari wakil Prancis, Toma Junior Popov di fase grup Olimpiade Paris 2024 (Foto: NOC Indonesia)

Ginting takluk dari wakil tuan rumah

Di hari yang sama (31/7/2024), pada match 7 di lapangan 3, Ginting tampil menghadapi wakil Prancis, Toma Junior Popov. Ginting kalah lewat drama rubber game dengan skor akhir 19-21, 21-17, dan 15-21.

Kekalahan atas Toma membuat Ginting gagal mempertahankan prestasi terbaiknya di Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Saat itu, Ginting sukses finis di peringkat 3 dan merebut medali perunggu.

Ginting sebenarnya tampil cukup baik pada gim pertama dan gim kedua. Ia mampu mengimbangi permainan dan membuat Toma harus jatuh bangun. Namun, rupanya Toma bermain lebih ngotot dan terus menekan.

Lewat rilis PBSI, Ginting mengungkapkan kekecewaannya atas hasil pertandingan tersebut.

“Saya sudah bersiap akan mendapat perlawanan ketat dari Toma. Sudah sama-sama belajar kelebihan dan kekurangan masing-masing dan hari ini sebenarnya tidak banyak perbedaan dari pertemuan sebelumnya. Tapi, Toma bisa lebih all out, lebih nekat, dan terus menekan, terutama di gim ketiga.”

Menurut penilaian Ginting, salah satu kunci Toma tampil percaya diri adalah berkat dukungan dari penonton yang hadir memenuhi arena. Penonton sempat menggaungkan La Marseillaise, lagu kebangsaan Prancis sebagai pemantik semangat.

Lepas gim kedua, Ginting berusaha tenang untuk meredam laju permainan Toma. Namun, usahanya tidak berhasil. Di sepanjang gim ketiga jarak poin justru lebih lebar dari dua gim sebelumnya.

“Ketika saya mencoba lebih tenang, tekanan dia tidak bisa saya netralkan dengan maksimal,” ungkap Ginting.

Hasil Jonatan dan Ginting di fase grup menorehkan sejarah buruk bagi sektor tunggal putra bulutangkis Indonesia di ajang olimpiade.

Baca Juga  5 Momen Berkesan di Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024

Sejak format grup diperkenalkan di olimpiade, untuk pertama kalinya Indonesia sama sekali tidak memiliki wakil tunggal putra di babak 16 besar.

Publik tentu menanti evaluasi dan perbaikan dari PBSI usai kegagalan beruntun pada fase grup olimpiade. Jangan sampai kenestapaan ini kembali terulang di gelaran olimpiade mendatang. 

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion