Connect with us

Transportasi

Jelang Mudik Lebaran, Masyarakat Diimbau Naik Angkutan Umum

Published

on

foto:istimewa

BANDUNG (Bindo.id) – Masyarakat diimbau saat mudik lebaran memanfaatkan angkutan umum untuk mobilitasnya. 

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tujuan wisata favorit masyarakat saat libur lebaran. 

Tahun lalu, lebih dari setengah juta wisatawan mengunjungi sejumlah objek wisata Jawa Barat. 

Jelang musim libur Idulfitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024, berbagai persiapan telah dilakukan dari segi keamanan, kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan. 

Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar talkshow GenPosting (Generasi Positive Thinking) dengan tema “Jelang Liburan Panjang Lebaran: Kesiapan Transportasi dan Destinasi”, di Bandung, Jumat (15/3/2024). 

Pada kesempatan itu hadir Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo, Usman Kansong, yang mengingatkan masyarakat untuk memerhatikan segala persiapan dan perhitungan tanggal mudik guna mencegah penumpukan. 

Dia juga mengimbau masyarakat untuk mudik menggunakan berbagai opsi angkutan umum dan menghindari penggunaan kendaraan motor/roda dua yang berbahaya untuk perjalanan jarak jauh.

“Lebih baik kita mudik dengan kendaraan umum. Banyak Kementerian dan Lembaga ataupun Pemerintah Daerah yang menyelenggarakan mudik gratis dan pemerintah telah memperbanyak atau menambah perjalanan kereta api,” ajak Usman. 

Dia juga mengajak masyarakat untuk mengakses informasi seputar perjalanan mudik lewat Mudikpedia yang sedang dipersiapkan oleh Kementerian Kominfo.

“Kami akan menerbitkan yang namanya Mudikpedia, berisi segala informasi tentang mudik termasuk kita bisa klik CCTV jalan tol hingga peta-peta lokasi wisata yang biasa dilalui oleh para pemudik,” jelas Usman.

Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan, Dinas Perhubungan Jawa Barat Agus Pribadi menyampaikan, persiapan lalu lintas tahun ini menitikberatkan pada pengendalian pergerakan mobilitas masyarakat saat mudik. 

“Berdasarkan evaluasi mudik tahun 2023, volume kendaraan yang menggunakan jalur Pantura (non TOL) lebih tinggi 66% atau sekitar 2,4 juta kendaraan dibanding yang menggunakan TOL Cipali yakni sebanyak 1,2 juta. Ini dikarenakan moda sepeda motor banyak digunakan mencapai 86 persen,” ungkap Agus. 

Pengendalian pergerakan mobilitas masyarakat dijelaskannya, akan didukung 127 posko lalu lintas dan 12 titik traffic counting, yang menghitung angkutan lebaran seperti sepeda motor, mobil ringan, dan kendaraan besar. 

Baca Juga  Mudik Gratis Lebaran 2023 Gunakan Kapal Laut dari Kemenhub

Penanganan jalur wisata pada H+1 lebaran juga diperlukan di sejumlah tempat, seperti Puncak, Lembang, Pangandaran, juga Pelabuhan Ratu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar menyampaikan, pentingnya menangkap peluang pariwisata dari daerah yang over tourism. 

Acara kuliner, musik, dan juga expo menjadi event yang paling menarik bagi wisatawan mancanegara. 

“Khususnya kuliner, yang menjadi dorongan kuat dan dapat dikembangkan di Jawa Barat,” katanya. 

Bali telah over tourism, peluang kita untuk menangkap itu. Tugas kita bersama adalah menciptakan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan. 

“Mari bersama-sama kita ciptakan desa pariwisata yang baik dan juga dapat memperluas dan membuka potensi wisata baru di sepanjang jalur mudik yang ada di Jawa Barat,” ucap Benny.

Terkait kesiapan arus lalu lintas jelang libur lebaran, Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jawa Barat, AKBP Eti Haryati mengungkapkan, wilayah hukum Jawa Barat merupakan daerah jalur lintasan mudik dan jalur wisata sehingga memiliki tantangan tersendiri. 

“Operasi “Ketupat-Lodaya 2024” dilakukan untuk mengawal kelancaran mudik dan melibatkan sekitar 2.765 personel di Jawa Barat,” katanya. 

Melalui paparan yang disampaikan AKBP Eti, dijelaskan cara bertindak yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi arus mudik.

Bila situasi arus lalin di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) normal maka ruas Tol Japek dan Tol Cipali berjalan normal dua arah. 

Jika padat, maka akan dilakukan contra flow satu lajur mulai dari dobrakan Kilometer (KM) 47 Tol Japek sampai dengan KM 96 Tol Cipali. Untuk kondisi kontinjensi, akan dilaksanakan cara bertindak contra flow dua lajur di Tol Japek mulai dari KM 47 sampai dengan KM 70.

“Lalu dilanjutkan one way dari KM 70 sampai dengan KM 188 gerbang Tol Palimanan,” pungkasnya.(bas)

Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion

Baca Juga  Kendala e-Meterai Telah Diatasi, Pendaftaran CPNS 2024 Diperpanjang Hingga 10 September