Transportasi
KNKT: Insiden Anjlokan KA Argo Semeru di Wates Dampak Rel Bergelombang
Jakarta, Bindo.id — Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait kecelakaan anjlokan KA 17 (Argo Semeru) telah selesai dilaksanakan.
Berlokasi di Km.520 + 4 jalur hilir petak jalan Stasiun Sentolo – Stasiun Wates, pada lengkung 28i dengan radius 397 meter, dan panjang lengkung 845 meter.
KNKT menyimpulkan, berdasarkan temuan di lapangan bahwa faktor yang berkontribusi pada insiden kecelakaan dikarenakan kegagalan dalam mengidentifikasi bahaya (hazard) yang dapat meningkatkan risiko rel buckling oleh unit jalan rel dan jembatan.
“Selain itu, terdapat perbedaan pengetahuan dan pemahaman di dalam organisasi jalan rel dan jembatan dalam menentukan jarak celah rel di sambungan rel,” ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Jakarta, Jumat (16/2/2024).
Selain itu, tidak adanya penurunan batas kecepatan operasional Kereta Api (KA) saat kondisi permasalahan geometri jalan rel ditemukan dan perbaikan sedang dilakukan.
Insiden kecelakaan diawali pada pukul 12.14 WIB pada 17 Oktober 2023 di mana terdapat laporan dari Kaur UPT Resor Jalan Rel 6.3 Wates yang melakukan penugasan Lokride di KA 5 (Argo Wilis) kepada Ka. UPT Resor Jalan Rel 6.3 Wates bahwa terdapat rel bergelombang di jalur hilir Km 520+4 petak jalan Sentolo – Wates.
Selanjutnya Kaur UPT Resor Jalan Rel 6.3 Wates menugaskan personel untuk melakukan perbaikan.
Pukul 12.46 WIB, Pusat Kendali mendapatkan informasi dari Ka. UPT Resor Jalan Rel 6.3 Wates bahwa lokasi aman untuk dilalui dan informasi tersebut kemudian diteruskan ke masinis KA PLB 57 IA bahwa kecepatan di jalur hilir Km 520+4 normal.
Pukul 12.54 WIB, KA 57 IA melewati jalur hilir di Km 520+4 dan masinis KA 57 IA merasakan goyangan keras.
Informasi goyangan keras tersebut kemudian dilaporkan ke Pusat Kendali dan Pusat Kendali meneruskan informasi ini ke Kepala UPT Resor Jalan Rel 6.3 Wates.
“Informasi adanya goyangan keras disampaikan oleh Pusat Kendali kepada masinis KA 17 (Argo Semeru) yang berada di stasiun Yogyakarta.
Pukul 13.03 WIB, masinis KA 17 kembali mendapatkan informasi dari Pusat Kendali bahwa terdapat goyangan keras pada jalur hilir Km 520+4 di mana jalur dapat dilewati dengan kecepatan normal tetapi disarankan untuk berhati — hati,” jabarnya.
Pada pukul 13.15 WIB, KA 17 mengalami anjlokan di jalur hilir Km 520+4 petak jalan Sentolo – Wates. Pada pukul 13.16 WIB, pada arah berlawanan terdapat KA 6 (Argo Wilis) yang sedang melintas di jalur hulu menuju stasiun Sentolo.
KA 6 tersebut menabrak KA 17 yang telah mengalami anjlokan di jalur hilir Km 520+4 petak jalan Sentolo – Wates.
Dari hasil investigasi dan analisa, maka KNKT menyusun rekomendasi yang ditujukan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian agar dilakukan evaluasi dan peningkatan pengawasan terhadap prosedur pemeriksaan serta perawatan prasarana perkeretaapian, dan memastikan jarak celah dalam pemasangan seluruh sambungan rel memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis.
“KNKT juga menyampaikan rekomendasi kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk mengkaji penyusunan prosedur operasional perjalanan KA agar Pusat Kendali memiliki kewenangan memberhentikan sementara seluruh perjalanan KA yang akan melewati suatu lokasi jalan rel tertentu jika pada lokasi jalan rel tersebut,” ungkap Soerjanto.
Sebelumnya terdapat laporan kondisi goyangan keras di jalan rel. Segera lakukan pemeriksaan dan perbaikan pada lokasi jalan rel secara lebih lanjut oleh unit jalan rel dan jembatan sampai jalan rel yang akan dilewati oleh KA dinyatakan aman.
Melakukan pengkajian dan evaluasi kembali terhadap peraturan atau prosedur dari pemeriksaan dan perawatan jalan rel.
Memastikan filosofi dasar ilmiah atau fundamental dari seluruh kegiatan pemeriksaan dan perawatan jalan rel yang diberikan pada saat pelatihan untuk dipahami secara menyeluruh oleh seluruh petugas pemeriksa dan perawatan prasarana perkeretaapian.(bas)
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion