Info Regional
Sinergi dengan BUMD Aceh, Subholding Pelindo Garap Potensi Bisnis di Pelabuhan Kuala Langsa
Jakarta, Bindo.id – PT Pelindo Solusi Logistik atau SPSL sebagai Subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo terus melakukan upaya eksplorasi potensi bisnis perusahaan di tahun kedua pasca penggabungan (merger) Pelindo untuk mendorong integrasi ekosistem dan efisiensi rantai logistik.
Sejalan dengan roadmap Perusahaan tahun 2023-2024 yakni ekspansi ekosistem yang ditopang melalui komponen-komponen pendukung meliputi penguatan struktur organisasi & kemampuan keuangan, standarisasi dan sistemisasi layanan logistik, strategic partnership & commercial excellence dan hinterland development & ecosystem connectivity.
“Menginjak tahun kedua pasca merger Pelindo, SPSL terus melakukan upaya menciptakan value creation serta berkomitmen untuk terus memberikan service excellence. Melalui salah satu Anak Perusahaannya yakni PT Prima Indonesia Logistik atau PT PIL, SPSL bersinergi dengan Badan Usaha Milik Daerah Aceh (BUMD/BUMA) yakni PT Pembangunan Aceh (PEMA) dalam pelaksanaan kerjasama pemanfaatan lapangan penumpukan di Pelabuhan Kuala Langsa,” kata Direktur Utama SPSL, Joko Noerhudha, dalam keterangan resmi, Jumat (16/6/2023).
Kerjasama pemanfaatan lapangan penumpukan dengan luas lahan sebesar 2.938 m2 sebagai stockpile cargo sulfur dan dengan estimasi realisasi volume cargo sulfur tahun 2023 adalah sebesar lebih kurang 8000 sampai dengan 9000 MT dengan estimasi shipment 3 sampai dengan 4 kali dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024 menjadi lebih kurang 10.000 MT.
PT PIL memahami keinginan pengguna jasa dalam hal ini PT PEMA untuk memanfaatkan lapangan penumpukan terbuka sebagai stockpile penumpukan cargo sulfur, dan kedepan PT PIL juga akan melakukan kolaborasi dengan Pelindo Regional I Lhokseumawe untuk mengoptimalkan aset lainnya yang ada di wilayah kerja Pelindo Regional I Lhokseumawe.
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 mencapai Rp5.071,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp2.961,2 triliun.
Ekonomi Indonesia triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022 tumbuh sebesar 5,03 persen (y-on-y).
Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,93 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,68 persen.
“Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan potensi kegiatan ekspor serta terciptanya efisiensi rantai pasok produk-produk nasional khususnya di wilayah Aceh, sehingga ke depan dapat meningkatkan pertumbuhan perdagangan dan perekonomian,” tutup Joko Noerhudha.(bas)
Ikuti berita terkini dari BINDO di
Google News, YouTube, dan Dailymotion